HIV / AIDS, Jauhi Virusnya Bukan Orangnya


Tepat hari ini, 1 Desember 2012 adalah peringatan Hari AIDS Internasional. Hari AIDS diperingati hampir di seluruh dunia dengan berbagai cara seperti mendoakan para korban penyakit mematikan ini. Lalu, apa AIDS itu?

Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). AIDS disebebkan oleh virus HIV. Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia.

Penyakit AIDS sendiri dilaporkan pertama kali dilaporkan 5 Juli 1981 dengan ditemukannya primata nonmanusia di hutan Afrika yang positif terjangkit virus HIV/AIDS. Sebab dan asalmuasal mengapa AIDS dapat tertular ke dalam tubuh manusia belum jelas terbukti kebenarannya atau masih berupa hipotesis.



AIDS dapat menular melalui berbagai cara, antara lain:
  • Hubungan sexual yang berganti-ganti pasangan,
  • Penggunaan jarum suntik yang bergantian
  • Dari ibu ke anak selama proses kehamilan dan pemberian asi
  • Tranfusi atau donor darah oleh penderita AIDS
Virus HIV/AIDS tidak dapat menular melalui kontak langsung seperti
  • Bersalaman,
  • Berdekatan dengan penderita AIDS,
  • Memakai toilet yang sama dengan penderita AIDS,
  • Menggunakan peralatan makan bekas penderita AIDS,
  • Berpelukan,
  • Berciuman dengan mulut tertutup, atau yang lainnya.
Namun masyarakat sering menyalahartikan hal-hal tersebut juga dapat menularkan virus HIV sehingga penderita AIDS pun kian menderita dengan “pengasingan” di wilayahnya sendiri.

Penyebaran AIDS, dapat dicegah dalam berbagai cara seperti:
  • Tidak melakukan free sex atau berganti-ganti pasangan,
  • Gunakan pengaman (kondom) jika berhubungan sexual,
  • Hindari penggunaan jarum suntik secara bergantian,
  • Cek darah anda sebelum melakukan tranfusi darah, dan masih banyak lagi.
Berikut ada sebuah cerita singkat yang aku ambil dari kisah nyata seorang tetanggaku yang positif terjangkit virus HIV/AIDS

Ketika HIV/AIDS Menyerang Desaku

(Berdasar kisah nyata)

Sebulan yang lalu atau tepatnya tanggal 26 Oktober 2012, virus HIV telah merenggut salah satu jiwa seorang tetanggaku. Anton (Bukan Nama Sebenarnya) telah berpulang menghadap sang Pencipta karena penyakit yang mematikan ini tepat setelah sholat Jumat pada Hari Raya Idul Adha.

Anton adalah sosok pemuda yang santun dan baik. Bahkan Anton kerap kali menjadi bilal di Masjid sekitar ketika Hari Raya Idul Fitri atau Hari Raya Idul Adha, termasuk pada Hari Raya Idul Fitri tahun ini, tahun 2012M atau 1433H. Entah apa yang membuat Anton terjangkit virus mematikan ini.

Anton adalah seorang pemuda yang telah menginjak kepala 3. Namun beliau belum juga mendapatkan calon pendamping hidup. Mungkin hal inilah yang membuat beliau lari ke tempat (maaf) pelacuran. Keluarga telah berulang kali memperingatkan agar beliau tidak ke tempat itu, namun beliau tetap saja nekat untuk memenuhi kepuasannya atau entah apalah itu.

Mungkin pertama beliau hanya mencoba-coba menuruti ajakan temannya atau menuruti hawa nafsunya atau apapun itu. Dari mencoba-coba terus berkembang… berkembang… dan berkembang… hingga hal itu telah mendarah daging pada Anton. Ya, seperti kata pepatah. Hal itu telah menjadi kebiasaan bagi Anton.

Lambat laun, beliau menemukan pujaan hatinya juga di tempat hiburan malam tersebut. Hubungan itu telah berjalan bertahun-tahun hingga pasangan tersebut akan melaksanakan ahad nikah. Namun takdir berkata lain, sang calon pendamping hidup Anton berpulang terlebih dahulu menghadap Sang Kholik secara tiba-tiba. Anton pun kembali menjadi pemuda yang belum mempunyai pasangan hidup.

Kematian calon pendamping hidup Anton menuai banyak pertanyaan dari keluarga atau tetangga. Tidak lain tidak bukan adalah “Mengapa kematian itu secara tiba-tiba? Padahal bukan kematian karena kecelakaan.” Anton pun tak menjawab atau hanya sekadar menjawab dengan jawaban yang enteng. Tapi sebenarnya Anton telah mengetahui bahwa calon istrinya meninggal akibat komplikasi yang disebabkan virus dan penyakit yang mematikan, ya HIV/AIDS.

Perlahan hal itu telah dilupakan oleh keluarga ataupun orang terdekat Anton. Kini aktivitas biasa sudah terjalin kembali seperti biasa tanpa adanya pertanyaan tersebut.

Beberapa tahun sejak berita kematian itu muncul telah berlalu, Anton kini kerap mengeluh sakit dan turunnya berat badan secara drastis. Keluarga dan tetangga tak ada yang mengira Anton mengedap penyakit mematikan itu. Mereka mengira itu hanya penyakit biasa.

Sekitar awal bulan September 2012, kecurigaan itu mulai muncul. Kini Anton mengeluh sakit yang luar biasa. Keluarga pun mempriksakan Anton ke puskesmas. Tapi puskesmas tak mampu mendeteksi penyakit apa yang diderita Anton. Anton pun dirujuk ke rumah sakit. Disini, beliau melakukan tes darah di laboraturium. Dan apa hasilnya? Anton positif terjangkit virus HIV/AIDS.

Keluarga sengaja menutupi hal itu. Mereka takut akan mendapatkan cemoohan atau hinaan dari warga yang mengetahui hal itu. Alhasil keluarga pun berhasil menutupi hal itu kurang lebih selama 2 Minggu. Setelah 2 Minggu itu para tetangga pun akhirnya mengetahuinya. Namun berita tersebut belum tersebar luas, hanya tetangga sekitar yang mengetahuinya.

Satu Minggu kemudian, berita tersebut telah tersebar luas. Hingga orang pertama di desaku, Sang Kepala Desa, mengetahui seorang warganpositif terjangkit virus mematikan tersebut. Pak Kades merasa bersalah dan menyesal karena mendengar kabar ini sudah agak terlambat. Pak Kades pun bersedia menanggung seluruh biaya pengobatan Anton hingga sembuh.

Anton pun menjalani pengobatan dan terapi untuk menyembuhkan atau hanya sekadar menahan tumbuhnya virus HIV yang telah tumbuh dalam dirinya. Namun apadaya, nasi telah menjadi bubur, bukan madu yang didapat tapi racun, bukan sembuh yang didapat tapi semakin parahnya virus itu berkembangbiak. Kini hanya tempat tidurlah yang menjadi kawan setia Anton.

Hari demi hari telah dilalaui Anton menahan rasa sakitnya itu, tapi apa yang diperbuat masyarakat sekitar? Mereka bukan menghibur beliau tapi malah menjauhi beliau, sungguh ironis. Bahkan mereka tidak ada yang menjenguk ke kamarnya. Ketika acara doa bersama mendoakan kesembuhan Anton, tidak ada yang memakan hidangan yang telah disediakan, mungkin karena piring yang digunakan adalah bekas Anton. Dengan alasan yang sama, mereka takut tertular. Sungguh ironis memang.

Rasa sakit Anton kini sudah sangat parah, Anton pun dilarikan di rumah sakit terdekat. Disana Anton selalu merasakan sakit yang amat sangat sakit. Hampir setiap hari, Anton pun kejang dan selalu merasa panas. Bahkan Anton diikat pada ranjang agar tidak mencabut infus atau membuang barang-barang. Tak ada yang berani masuk keruang itu. Keluarga dan para pembesuk hanya menyaksikan dari luar. Dan pada saat ini, keluarga hanya bias pasrah apa jalan Allah untuk Anton.

Tepat setelah sholat Jumat tanggal 26 Oktober 2012, Anton menghembuskan nafas terakhirnya.
Innalillahi Wa Inna Ilaihi rojiun. . .
Selamat jalan Anton, semoga engkau tenang dialam sana, aamiin. . .

Sungguh berita yang sangat menyedihkan. Semoga cerita singkat tersebut dapat kita petik dan dapat kita ambil hikmahnya agar hidup kita menjadi lebih baik.

“Jangan Asingkan Penderita Aids, Hiburlah Mereka.

Jauhi Virusnya, Bukan Orangnya.”

3 komentar:

  1. Benar sekali yang mesti kita jauhi penyakitnya buka orangnya :)

    BalasHapus
  2. kisah yang bisa memberikan banyak pelajaran buat kita sobat, betul kata rosulullah, jika seseorang sudah bisa menikah maka secepatnya, jika tidak ya berpuasa dan menjaga pandangan..:}

    BalasHapus
  3. @Muro'i El-Barezy bener sob, Allah berfirman:
    "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk."(QS. Al-Israa 17:32)

    BalasHapus

Nggak usah sungkan buat nanya atau nulis disini, selaw aja.
Jangan lupa klik iklannya juga ya, buat support kami :)))