Pindah Ibu Kota Atau Pindah Pemerintahan?

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-HXnL2hWXvYKe41p9xbI2YZRiimFZCt7g0fnro4_d4bwJ0CP37A7vjoBQH3g8zY5-rOSOpMrUYLBrqt56-cmURVn8pxfjg2e4TucqOY65ekPkAn70-5JpujkGNYMBlhWy8r0tg1L0ofu6/s1600-r/gambar-peta-indonesia.jpg
Beberapa hari yang lalu, kita telah menyaksikan kekejaman air yang telah menyapu kota Jakarta. Sungguh memilukan setiap kali menyaksikan berita tersebut. Banjir tersebut telah melumpuhkan seluruh aktivitas ibu kota Indonesia tercinta ini.

Untuk mencegah hal ini, presiden telah mengeluarkan 3 alternatif solusi berkelanjutan agar Jakarta tidak banjir dengan mengurangi populasi di Jakarta. 3 alternatif tersebut adalah
  1. Memindahkan Ibu Kota dan Pusat Pemerintahan
  2. Memindahkan Pusat Pemerintahan, tapi Ibu Kota tetap
  3. Tidak memendahkan keduanya
Menurut anda, alternatif yang manakan yang paling tepat?

Menurut pandangan saya, alternatif ke dua lebih tepat.

Karena sebagian orang pergi di Jakarta adalah banyaknya lapangan pekerjaan (menurut mereka) di Jakarta. Mereka datang tanpa mempunyai keahlian khusus. Mereka menyebutkan sebagai ibu kota Jakarta adalah penyedia layanan kerja sehingga mereka berhamruran mengadu nasib di Jakarta.

Hal tersebut dapat saja di siasati dengan memindahkan Pusat pemerintahan namun ibu kota tetap Jakarta. Kita lihat saja negara maju yang telah menerapkan sistem ini, misalnya USA dan Australia.

Sebagian pasti mengira New York adalah ibu kota dari USA. Tapi itu salah, ibu kota USA adalah Washington DC. Mengapa New York lebih terkenal? Karena New York adalah pusat pemerintahan USA. Sementara Washington adalah ibu kota USA. Alhasil penduduk di New York lebih banyak daripada di Washington.

Tak berbeda dengan Australia. Semua pasti mengira Sydney adalah ibu kota Australia. Tapi sebenarnya ibu kota Australia adalah Canberra. Sydney adalah pusat pemerintahan. Serupa dengan di New York, penduduk di Sydney lebih banyak daripada di Canberra.

Coba saja hal tersebut diterapkan di Indonesia. Jakarta, ibu kota Indonesia, dan Samarinda dijadikan pusat pemerintahan. Mengapa Samarinda? Karena letaknya yang berada di tengah-tengah Indonedia. Mungkin saja Samarinda lebih ramai dari Jakarta, sehingga penduduk Jakarta berkurang yang akan menyebabkan bertambahnya resapan air di Jakarta.

Bagaimana dengan anda?

5 komentar:

  1. menurutku pilihan yang kedua bisa diaplikasikan,, pusat pemerintahannya dipindah, tetapi ibukotanya tetap.. untuk pusat pemerintahan harus daerah sepi yang luas dan punya akses mudah..

    salam kenal ya mas, blognya aku follow

    BalasHapus
  2. Mending pindah ibukota aja :D Suruh pindah aja diDEMAK . haha..

    BalasHapus

Nggak usah sungkan buat nanya atau nulis disini, selaw aja.
Jangan lupa klik iklannya juga ya, buat support kami :)))