Akhir-akhir ini berita tentang driver ojek online dan taxi online alias ojol dan taxol tengah booming. Nah, ceritanya para driver ini meminta kenaikan tarif perkilometernya. Konon katanya, saat ini tarif Rp1600,-/kilometer terlalu "kecil" bagi para driver dan meminta kenaikan menjadi Rp2500,-/kilometer.
Gambar hanya ilustrasi, sumber: flickr. |
Tapi kali ini gue nggak bakalan nyeritain itu, gue cuma sharing pengalaman nyata gue ketika naik taxi online. Gue bener-bener dapat pengalaman dan pelajaran berharga saat itu. langsung aja gue mulai ceritanya.... ehehehe
Jadi malam itu, setelah "memperjuangkan masa depan" di Madiun bareng temen gue, gue balik lagi ke Surabaya. Karena dadakan dan budget ala kantong mahasiswa gue dan temen gue mutusin naik bus aja. Singkat cerita gue udah nyampai di Terminal Purabaya Surabaya dengan selamat. Ya Alhamdulillah ya, ehehe.
Nah, kebetulan kosan gue ada di Surabaya Timur, ya sekitar 60 menit lah dari terminal. Akhirnya gue nyari tempat aman buat order g*c*r. Ya taulah kondisi taxol-ojol dan ojkon-taxkon (ojek konvensional dan taxi konvensional). Setelah nunggu beberapa saat, gue dapat driver. Tapi gue liat plat nomor alias nopol-nya aneh. Tanpa huruf dibelakangnya. Gue bingung juga. Setelah nunggu dan nyebutin ciri-ciri gue, tiba-tiba ada taxi biru konvensonal yang berhenti tepat di depan gue. Asli gue kira tuh taxi mau marah-marah karena gue order taxol. Eh taunya, dia itu driver g*c*r dan nomor yang gue kira nomor polisi di aplikasi itu ternyata nomor taxi. Alias gue dapat g*c*r plat kuning.
Gue waktu itu masuk aja, gue duduk depan dan temen gue dibelakang. Ketika masuk, beliau nyalain argonya. Seketika jantung gue langsung deg-degan. Alamak, kalau pakai argo bisa sampai 2-3 kali lipat tarif aplikasi, padahal gue pakai g*p*y waktu itu. Gue nyoba nenangin diri
G (Gue)
D (Driver)
G : "Pak ini nanti bayarnya sesuai aplikasi kan?"
D : "Iya dong mas. Kan tadi udah bayar pakai g*p*y"
G : "Nah kalau lebih kayak gini gimana, Pak?"
D : "Kalau buat customer kayak mas santai aja mas. Lebihannya kan ditanggung sama g*j*k sama blu*b*rd. Ini argo saya hidupin buat laporan kantor soalnya. Nggak usah dilihat mas, hehe"
D : "Maaf ya mas." (Pak Driver meminta maaf ke gue, gue masih bingung mau nanggepin apa)Nggak lama kemudian, gue udah nyampai di tujuan gue. Gue sama temen gue turun. Sebelum turun Pak Driver sempat meminta maaf lagi ke gue, "Maaf banget ya mas kalau tadi saya sempat emosi." Sementara gue hanya bilang, "Makasih banyak ya, Pak." sambil menutup pintu.
D : "Ya kayak gini emang mas jadi sopir taxi. Kadang dia yang salah tapi nyalahin kita. Padahal jelas-jelas tadi saya udah sein."
G : "Iya pak saya juga tadi denger suara sein-nya."
D : "Kalau tadi sampai dia nubruk saya, saya juga yang pasti salah. Ya kendaraan yang besar yang pasti salah. Dulu pernah mas kayak gitu."
G : "....." (penasaran tapi nggak tahu mau jawab apa)
D : "Dulu taxi saya sampai di gebrak-gebrak orang sampai penyok. Ya saya kena denda waktu itu Rp500.000. Pernah juga spion saya disenggol sampai patah. Eh yang nyenggol main pergi aja. Denda Rp500.000 juga. Ya gimana ya mas ya. Saya jadi sopir gini juga buat keluarga, buat nafkahin keluarga."
G : "Iya pak, nafkah yang penting halal, pak."
D : "Tapi kenapa ya mas, sopir taxi kayak gini kurang dihargain sama pengendara lain. Pasti kita yang disalahin kalau ada apa-apa. Ya kayak tadi gitu. Kayak eh mentang-mentang kita cuma sopir taxi gitu. Apa mereka nggak pernah ngerasain hidup kayak sopir taxi ya yang sampai malam gini masih harus kejar setoran. Coba gitu seandainya mereka bayangin saudaranya jadi sopir yang harus berlama-lama di jalanan."
Seketika gue terdiam. Gue nggak bisa jawab apa-apa lagi. Kayak ada sesuatu yang menahan gue.
Ketika turun gue sempat teringat perkataan bapak driver tadi. Ya, mungkin sepele sih. Tapi itu beneran dan gue nyaksiin sendiri kayak gimana diwaktu yang sebenarnya sangat singkat.
Jadi gue cuma mau nitip pesen aja kepada jepiters,
Pertama, Kalau kalian order taxi online dan dapat plat kuning, mohon jangan cancel. Tarif kalian masih sama kayak di aplikasi kok. Jangan ragu buat naik dan nikmati perjalanan. Kalau masih ragu, jangan malu buat nanya.
Kedua, Gue juga mau pesen sama kalian yang sering naik taxi online, tolonglah jika memungkinkan, duduklah di depan (di samping driver). Ya gue tahu itu agak awkward gimana gitu sebelahan sama orang yang nggak kita kenal. Gue tahu. Tapi dengan duduk di depan, itu lebih ngehargain para driver. Please hargai sedikit driver kalian yang udah nganterin kalian sampai tujuan dengan selamat. Kan udah bayar? Apa salahnya ngehargai bukan dalam bentuk materi. Karena penghargaan penghormatan bukan materi itu lebih berarti.
Ketiga, yang terakhir, gue cuma mau bilang aja buat sopan dan ngehargain pengemudi lain. Tolonglah kalau emang salah jangan marah-marah sok benar, apalagi nantang-nantang. Terlebih sama orang-orang yang emang udah kerjaannya di jalanan, kayak driver taxi, driver bus, driver ojek, apapun lah, yang nggak driver juga kita wajib hargai. Kita juga pengin selamat bareng kan? Apa minta maaf adalah sesuatu yang sangat berat hingga kita sulit buat ngucapin itu?
0 komentar:
Posting Komentar
Nggak usah sungkan buat nanya atau nulis disini, selaw aja.
Jangan lupa klik iklannya juga ya, buat support kami :)))