"Kondisinya cukup baik. Di samping kita bersyukur oleh karena tenaga ahli yang melakukan itu bedah anak maupun anestesinya, peralatannya di RSCM cukup memadai," kata Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (19/2) kemarin.
Dalam waktu yang tak terpaut jauh, seorang bayi mungil, Dera Nur Aini meninggal dunia lantaran tidak mendapatkan perawatan yang maksimal, setelah ditolak oleh 10 rumah sakit, termasuk RSCM.
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi membantah rumah sakit pilih-pilih dalam menangani pasien. Dia juga membantah ada perlakuan berbeda antara Airlangga dengan Dera Nur Anggraini. Sebab, ada larangan dari undang-undang untuk menerima pasien dari golongan manapun.
"Yah nggak lah yah," jawabnya saat ditanya perbedaan penanganan Airlangga dan Dera.
Menurutnya, saat ini RSCM masih dalam tahap renovasi sekaligus tengah melengkapi infrastruktur yang dirasakan kurang. "Selain melengkapi RSCM, kita wajib punya jaringan sehingga tidak bergantung pada satu rumah sakit. Tapi semua RS," pungkasnya.
Pihak RSCM mengaku tidak memiliki banyak inkubator atau NICU, sehingga saat orangtua Dera ke RSCM, pihak rumah sakit menolak karena alat sudah penuh.
"Dia datang ke sini, posisinya alatnya 10 sudah penuh, sedangkan pasien lainnya sudah ada yang ngantre," kata Direktur Utama RSCM Akmal Taher ketika dihubungi di Jakarta, Senin (18/2) lalu.
Dia menambahkan, saat ayah Dera, Elias Setya Nugroho mendaftarkan putrinya, Dera Nur Anggraini, di RSCM berada di urutan terakhir. Sementara, jumlah antrean mencapai enam orang.
"Ada 6 antrean," ucap Taher.
Saat masih hidup, Dera Nur Anggraini harus segera dioperasi. Tempat rumah sakit Dera lahir, Zahira, tidak mampu berbuat banyak karena kekurangan alat medis.
Setelah itu, orang tua Dera, Elias Setya Nugroho langsung berusaha mencari rumah sakit rujukan. Rumah sakit pertama yang menjadi tujuan adalah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.
Pertama kali daftar, Elias yang tidak mempunyai Kartu Jakarta Sehat (KJS) hanya mendapatkan jawaban bahwa ruangan rumah sakit penuh. Waktu itu Elias hanya membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).
Elias hanya diminta kembali ke RSCM keesokan harinya. Karena sudah larut malam waktu itu, Elias akhirnya memutuskan tetap menunggu di rumah sakit dan memilih tidur di parkiran rumah sakit.
"Saya sampai nginep di RSCM. Tapi paginya ke sana lagi, jawabannya tetap masih penuh ruangannya," kata Elias kepada kepada merdeka.com, Senin (18/2).
Kemudian, Elias pergi ke rumah sakit lain. Tujuan kedua adalah Rumah Sakit Harapan Kita. Jawabannya pun tak kalah menyakitkan. Sama-sama ditolak. Elias juga ke beberapa rumah sakit lain seperti RS Fatmawati, tapi hasilnya juga nihil.
Karena tak kunjung mendapat pertolongan, Dera meninggal dunia pada Sabtu (16/2) lalu. Bayi mungil itu mengalami sakit pada pernapasannya karena tak kunjung dioperasi dan akhirnya meninggal dunia.
Yah begitulah ,banyak ngelesnya yah kelihatan dibuat-buat, nasib wong cilik memang selalu terpinggirkan
BalasHapus