لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Lakum diinukum waliya diin(i)
Artinya:
Untukmu agamamu dan untukku agamaku (Q.S. Al-Kafirun ayat 6)
***
Ayat ini mungkin sudah tak asing lagi bagi kita. Ayat pamungkas dari surat Al-Kafirun (109) ini berisi pernyataan toleransi (menurut saya sih).
Bukannya malah mengajarkan keegoisan? BUKAN!
Justru ayat ini mengajar kita untuk tidak ikut campur urusan agama lain. Tidak menyela atau pun menghina, apalagi hingga mencederai sebelah pihak. Mengajarkan NO SARA. Dengan logika, orang kita aja masih sering bolong-bolong ngerjain ibadah agama kita sendiri, mengapa harus memikirkan agama lain? Pusatkan pada ibadah agama kita sendiri. Iya kan?
Saya pernah (sering malah) menjumpai hinaan terhadap agama Islam, mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah nabi palsu atau sebagainya. Memang awal membacanya sudah ingin marah. Ingin menonjok muka yang nulis. Tapi saya ingat ayat ini. Membaca perlahan dan menghembuskan nafas secara relax. Alhasil emosi sudah mereda.
Tapi mereka sudah keterlaluan menghina agama!
Bersabarlah. Allah SWT maha tahu yang benar maupun yang salah, yang kasap mata maupun tidak. Mereka sendirilah yang kelak akan menanggung perbuatannya sendiri. Jika kita emosi lalu mengumpat (berbicara kotor) atau malah langsung main pukul, urusan tak akan selesai. Malah bertambah panjang. Buat apa ngeladenin orang kayak gitu coba, iya kan?
Jadi, ingatlah ayat ini di saat ada yang menghina agama kita. Biarkan mereka dengan agama dan kepercayaan mereka dan kita dengan agama dan kepercayaan kita sendiri.
Maha Suci Allah Dengan Segala Firman-Nya
Bukannya malah mengajarkan keegoisan? BUKAN!
Justru ayat ini mengajar kita untuk tidak ikut campur urusan agama lain. Tidak menyela atau pun menghina, apalagi hingga mencederai sebelah pihak. Mengajarkan NO SARA. Dengan logika, orang kita aja masih sering bolong-bolong ngerjain ibadah agama kita sendiri, mengapa harus memikirkan agama lain? Pusatkan pada ibadah agama kita sendiri. Iya kan?
Saya pernah (sering malah) menjumpai hinaan terhadap agama Islam, mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah nabi palsu atau sebagainya. Memang awal membacanya sudah ingin marah. Ingin menonjok muka yang nulis. Tapi saya ingat ayat ini. Membaca perlahan dan menghembuskan nafas secara relax. Alhasil emosi sudah mereda.
Tapi mereka sudah keterlaluan menghina agama!
Bersabarlah. Allah SWT maha tahu yang benar maupun yang salah, yang kasap mata maupun tidak. Mereka sendirilah yang kelak akan menanggung perbuatannya sendiri. Jika kita emosi lalu mengumpat (berbicara kotor) atau malah langsung main pukul, urusan tak akan selesai. Malah bertambah panjang. Buat apa ngeladenin orang kayak gitu coba, iya kan?
Jadi, ingatlah ayat ini di saat ada yang menghina agama kita. Biarkan mereka dengan agama dan kepercayaan mereka dan kita dengan agama dan kepercayaan kita sendiri.
Maha Suci Allah Dengan Segala Firman-Nya
Pati, 13 Januari 2014
0 komentar:
Posting Komentar
Nggak usah sungkan buat nanya atau nulis disini, selaw aja.
Jangan lupa klik iklannya juga ya, buat support kami :)))